Dear Me, Please Stay

Ayo... kuat, bersama-sama—aku dan diriku sendiri.
Tubuhku, jiwaku... kita sudah terlalu lelah, bukan?
Terlalu sering berperang dengan hal-hal di dunia ini,
hal-hal yang kadang tidak kita mengerti,
tapi terus datang tanpa henti.

Aku tahu ini berat.
Aku tahu ini sangat melelahkan.
Aku tahu rasanya seperti kehabisan tenaga,
seperti berjalan sambil menahan beban yang tak terlihat.
Dan iya, kadang hal-hal kecil pun bisa membuatku menangis.
Bukan karena aku lemah, tapi karena jiwaku sudah tidak sekuat dulu.
Mungkin orang bilang aku cengeng—
tapi mereka tidak pernah tahu seberapa keras aku mencoba bertahan.

Menjalani hidup ini... benar-benar melelahkan.
Kadang, menangis adalah satu-satunya cara agar aku merasa sedikit lebih ringan.
Seolah air mata bisa membersihkan luka yang tak kasat mata.

Tapi meski lelah, aku tidak akan menyerah.
Aku akan tetap bertahan—
bukan untuk membuktikan apa pun pada dunia,
tapi untuk diriku sendiri.

Untukmu, wahai diriku...
Terima kasih sudah bertahan sejauh ini.
Kamu hebat.
Sungguh.

Kuat, ya. Kuat terus, meski pelan.
Tolong... hidup lebih lama lagi.
Karena masih banyak hal indah yang belum sempat kamu rasakan.
Masih ada tawa-tawa tulus yang menantimu,
tempat-tempat yang belum kamu kunjungi,
dan versi dirimu yang lebih damai, yang sedang kamu tuju.

Bertahanlah. Bukan karena kamu harus, tapi karena kamu layak.
Layak untuk hidup. Layak untuk bahagia.

😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Hati

Aku Bermimpi

Menanti Mu