Ibu

Bu, maafkan aku jika hari ini aku masih sering merepotkanmu dengan keluh dan kurangku. Maafkan jika aku belum bisa menjadi anak yang sepenuhnya membanggakanmu, yang bisa kau ceritakan dengan bangga di antara teman-temanmu, atau yang kau pandang dengan senyum penuh lega. Aku tahu, perjuanganmu untukku tidak pernah mudah—kau korbankan waktu, lelah, bahkan air matamu demi melihatku tetap bertahan dan berjalan.

Tapi, Bu… percayalah, aku sedang berusaha sekuat yang aku bisa. Aku mungkin belum sampai pada titik keberhasilan yang kau harapkan, tapi setiap langkah kecil yang kuambil, selalu aku niatkan untuk membuatmu bahagia. Aku ingin kelak senyummu tidak lagi menyembunyikan lelah, tapi menjadi tanda syukur bahwa semua usahamu tidak sia-sia.

Aku ingin membahagiakanmu, Bu—bukan hanya di dunia yang sementara ini, tapi juga kelak di akhirat, tempat di mana tidak ada lagi air mata. Aku ingin menjadi amal jariyahmu, menjadi alasan mengapa pintu-pintu surga terbuka untukmu. Aku tahu itu tidak mudah, tapi aku berjanji tidak akan menyerah. Doakan aku, Bu. Karena dengan doa dan restumu, aku percaya jalan menuju kebaikan akan selalu terbuka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Hati

Aku Bermimpi

Menanti Mu