Kehilangan

Ketika kita kehilangan seseorang yang kita cintai, kita tidak benar-benar belajar untuk hidup tanpa mereka. Sebaliknya, kita belajar untuk hidup dengan cinta, kenangan, dan doa yang mereka tinggalkan. Kehilangan bisa datang tiba-tiba—dalam sekejap, seseorang yang begitu berarti bisa pergi, dan hidup kita terasa berubah arah, seolah berputar penuh tanpa arah.

Hidup ini begitu singkat dan rapuh. Segalanya bisa datang dan pergi seperti sehelai bulu yang melayang ringan ditiup angin—indah, namun tak bisa kita genggam selamanya.

Seorang pemuka agama pernah berkata, “Orang yang kita cintai tidak benar-benar pergi. Mereka berpulang kepada Allah, dan meninggalkan kita dengan dua pilihan: bersedih dalam kehilangan, atau bersabar dalam keimanan.” Dalam Islam, kematian bukanlah akhir, melainkan perpindahan ke alam yang lebih kekal. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa setiap musibah adalah ujian keimanan, dan setiap air mata yang tumpah karena cinta, bisa menjadi saksi di hadapan Allah.

Maka dari itu, kita belajar untuk mencintai lebih dalam, menghargai lebih tulus, dan menjalani setiap hari dengan kesadaran bahwa hidup adalah titipan, dan cinta yang tulus akan tetap hidup dalam doa dan amal kebaikan yang terus mengalir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Hati

Aku Bermimpi

Menanti Mu