Ketika Hati Mulai Bersyukur
Ternyata benar ya, ketika kita mulai belajar bersyukur atas hal-hal kecil, hidup terasa jauh lebih ringan. Hal-hal yang dulu sering kita anggap sepele—seperti udara pagi yang segar, tawa orang tua, atau makanan hangat di meja—ternyata punya makna yang besar ketika kita berhenti sejenak dan merenung. Bersyukur bukan soal besar atau kecilnya yang kita punya, tapi tentang hati yang sadar bahwa semua ini adalah anugerah.
Dan di saat kita mulai ikhlas dan tulus menghargai yang sedikit itu, Tuhan justru membukakan pintu-pintu rezeki yang tak pernah kita duga sebelumnya. Datangnya tidak selalu berupa uang atau harta, tapi bisa berupa ketenangan, jalan keluar dari masalah, atau pertemuan dengan orang-orang baik. Kadang rezeki itu datang dari arah yang tak masuk akal—tapi selalu tepat waktu, seperti tahu kapan kita paling membutuhkannya.
Dari situ aku belajar, bahwa keajaiban sering kali muncul bukan karena usaha yang besar semata, tapi dari hati yang lapang dan penuh syukur. Ketika kita tidak lagi sibuk menghitung kekurangan, barulah kita benar-benar melihat betapa banyak yang sudah Tuhan titipkan. Hidup ini memang tidak selalu mudah, tapi hati yang tahu cara bersyukur akan selalu menemukan alasan untuk bahagia.
Komentar
Posting Komentar