Sebuah Kata
Syukur—sebuah kata yang ringan diucapkan, namun seringkali berat diamalkan. Dalam kehidupan, kita cenderung lebih mudah mengeluh daripada mensyukuri, lebih sering memandang apa yang kurang daripada mensadari apa yang telah kita miliki. Padahal, syukur bukan hanya tentang menerima nikmat besar, tetapi juga menghargai hal-hal kecil yang kerap terlewatkan: udara segar, detak jantung yang stabil, atau senyum hangat dari orang tercinta.
Ketika doa-doa belum juga terkabul, jangan biarkan hatimu dirundung putus asa. Allah SWT bukan tidak mendengar; Dia hanya sedang mengatur sesuatu yang lebih baik, pada waktu yang paling tepat. Sebab, apa yang menurut kita baik, belum tentu membawa kebaikan. Dan apa yang terasa menyakitkan, belum tentu buruk.
Firman-Nya dalam Al-Qur’an: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa: 19).
Belajar bersyukur adalah proses jiwa. Ia melatih kita untuk percaya bahwa setiap ujian mengandung hikmah, setiap keterlambatan menyimpan pelajaran, dan setiap penantian mendewasakan iman. Maka, tetaplah berprasangka baik kepada-Nya. Sebab di balik rencana-Nya, selalu ada cinta yang tak terukur.
Komentar
Posting Komentar