Alone

Aku dan kesendirian, berjalan berdampingan dalam sunyi yang panjang. Tak selalu mudah, namun di sanalah aku menemukan ruang untuk merenung dan memperbaiki diri. Saat dunia terasa jauh dan gema tawa tak lagi terdengar, aku tahu bahwa Allah tidak pernah benar-benar meninggalkanku. Kesendirian bukan akhir, tapi awal dari pertemuan yang lebih dalam dengan-Nya.

Taat bukan perkara ringan. Ia menuntut hati yang tunduk dan jiwa yang sabar. Dalam sunyi, aku belajar menata niat, menahan diri dari keinginan yang menyesatkan, dan memilih jalan yang kadang sepi namun penuh berkah. Ada rasa sakit, ada perjuangan, tapi juga ada ketenangan yang tak bisa dijelaskan dengan kata. Dalam diam, aku mendengar suara hidayah mengetuk pintu nurani.

Maka aku terus melangkah, meski pelan dan tertatih. Aku tahu, kesendirian ini bukan hukuman, melainkan bentuk cinta dari-Nya agar aku lebih dekat. Dalam setiap sujudku, aku titipkan harap dan luka. Dalam setiap doa, aku bisikkan kekuatan untuk tetap istiqamah. Aku dan kesendirian kini bersatu dalam satu tujuan: menjadi hamba yang lebih taat, lebih kuat, dan lebih bersyukur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Hati

Aku Bermimpi

Menanti Mu