Fana

Jadi, apa sebenarnya yang engkau cari? Apakah semua jerih payahmu hanya untuk mendapatkan pengakuan dari manusia—pujian yang fana dan perhatian yang mudah hilang tertiup waktu? Jika hanya itu tujuannya, sungguh, semua itu tak akan pernah benar-benar memuaskan jiwa. Sebab hati manusia diciptakan untuk mencari sesuatu yang lebih tinggi, lebih kekal—bukan sekadar validasi dari sesama.

Sering kali kita lupa, bahwa kehidupan ini bukan semata tentang menjadi terlihat, melainkan tentang menjadi berarti di hadapan Sang Pencipta. Ketika engkau mengejar dunia, ia akan terus berlari menjauh. Namun saat engkau mengejar ridha Allah, dunia justru akan mengikuti dengan cara yang tidak pernah engkau duga. Maka berhentilah sejenak, tenangkan hatimu, dan tanyakan pada jiwamu: “Apakah aku sedang berjalan menuju-Nya, atau justru menjauh?”

Bangkitlah, wahai jiwa yang letih. Jangan biarkan langkahmu terhenti hanya karena dunia tidak memandangmu. Sebab ada Yang Maha Melihat setiap tetesan air matamu, setiap upayamu yang tak terlihat. Temukan panggilan hidupmu—bukan dari suara ramai manusia, tetapi dari bisikan lembut doa-doamu dan heningnya malam saat engkau bersujud. Di sanalah arah yang sejati akan terungkap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Hati

Aku Bermimpi

Menanti Mu