Part 4 – Ujian Janji

Waktu berjalan. Malam itu sudah lama berlalu, namun janji yang terucap di bawah langit masih membekas kuat di hati keduanya.

Pemuda itu kini menempuh jalan baru: ia sibuk dengan kuliahnya, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Hidupnya padat, penuh dengan perjuangan. Meski begitu, di sela-sela aktivitasnya, ada doa yang tak pernah ia lewatkan... doa untuk tetap istiqamah menjaga hatinya.

Rania pun demikian. Ia menempuh jalannya sendiri, sibuk dengan amanah keluarga, belajar, dan dakwah kecil-kecilan di lingkungannya. Ada rindu yang sesekali menyusup, ada rasa ingin bertemu yang sulit dibendung. Namun setiap kali itu datang, ia mengingat janji malam itu: cinta ini harus menguatkan iman, bukan melemahkannya.

Namun, janji tidak selalu mudah ditepati. Ada masa ketika pesan singkat yang masuk terlalu larut malam membuat hati bergetar tak karuan. Ada saat ketika rindu memuncak hingga sulit dibendung, dan air mata pun jatuh tanpa izin.

Suatu sore, setelah sekian lama mereka jarang berkomunikasi, pemuda itu menulis pesan sederhana untuk Rania:

"Apakah kau masih ingat janji kita di bawah langit malam itu?"

Rania membaca pesan itu dengan jantung berdegup kencang. Jemarinya sempat ragu, namun akhirnya ia membalas:

"Bagaimana mungkin aku lupa? Justru janji itu yang selalu membuatku kuat sampai hari ini."

Hening beberapa menit. Lalu balasan lain masuk.

"Kalau begitu, mari kita terus bertahan. Aku tak tahu apa yang Allah siapkan untuk kita nanti. Tapi aku ingin memastikan, apa pun akhirnya, kita tetap bersama di jalan-Nya."

Rania menatap layar ponselnya, tersenyum samar meski air matanya menetes. Ia tahu, janji mereka bukan sekadar tentang bersama atau berpisah, melainkan tentang menjaga cinta agar tetap suci—cinta yang tak boleh menggeser tempat Allah di hati mereka.

Dan di balik kerinduan yang tak terucap, mereka belajar satu hal penting: bahwa terkadang, cinta paling indah adalah yang tetap dijaga jaraknya, agar tidak pernah menjauh dari Sang Pemilik Cinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Hati

Menanti Mu

Aku Bermimpi